Aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan Elon Musk pada karyawan Twitter kembali berlanjut, usai memecat 3.700 orang di kantor yang berbasis di San Francisco, kini miliarder kondang ini kembali mengurangi 90 persen stafnya di India. “Sekitar 70 persen dari pemutusan hubungan kerja di India berasal dari tim produk dan teknik yang bekerja dengan mandat global,Sisanya berasal dari tim pemasaran, kebijakan publik dan komunikasi perusahaan, kata orang orang,” kata salah satu sumber kepercayaan Bloomberg. Imbas dari pemecatan tersebut jumlah staf Twitter yang ada di India saat ini hanya tersisa 12 pekerja dari sebelumnya berjumlah 200 karyawan.
Elon Musk tak menjelaskan alasan mengapa pihaknya melakukan pemangkasan massal di kantor cabang India. Namun menurut informasi yang beredar pemecatan tersebut dilakukan karena adanya masalah sensitivitas. India menjadi salah satu negara dengan percakapan politik paling panas di Twitter. Pasalnya, pihak pihak yang bersaing di India secara terus menerus melontarkan tuduhan dan saling menuduh menyebarkan informasi yang salah (hoaks). Masalah ini kian diperparah dengan adanya pengetatan peraturan konten yang diberlakukan pemerintah India hingga mengekang sejumlah perusahaan teknologi untuk berkembangtermasuk Twitter.
Sejumlah alasan tersebut yang kemudian mendorong Musk untuk melakukan regenerasi anggota serta memoderasi kebijakan baru pada perusahaan yang berlokasi di New Delhi. Dengan tujuan untuk menciptakan berbagai fitur anyar yang dapat menunjang laba perusahaan. Terlebih sejak 2010 hingga 2021 pendapatan Twitter hanya mencatatkan pendapatan 25 miliar dolar AS, jumlah tersebut menyusut drastis lantaran perusahaan mengalami pembengkakan biaya hingga 7,8 miliar dolar AS untuk penelitian dan pengembangan.